!!! ~ALL_IN_ONE~ Just here !!!

HIPERINFLASI DI INDONESIA TAHUN 1963 DAN 1998

Pada tahun 1963 Gubernur bank sentral ditetapkan sebagai sebutan Menteri urusan bank sentral, pada waktu itu segala urusan kebijakan moneter ditetapkan oleh Menteri urusan bank sentral dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Waktu itu aksi-aksi militer guna memadamkan pemberontakan didaerah makin menggerogoti anggaran pemerintah, diperbesar lagi adanya propaganda politik misalnya, pemberontakan Irian barat, konfrontasi dengan Malaysia, pembangunan proyek2 mercusuar dan lain sebagainya, yang akibatnya menimbulakn defisit bagi negara semakin parah. Defisit negara yang semula pada tahun 1955 sebesar 14% membengkak menjadi 175%. Sehingga untuk menutupinya pemerintah melakukan MONEY CREATION yang mengakibatkan inflasi makin tinggi.
Tingginya laju inflasi ini mnegikis tingkat suku bunga riil para deposan, bahkan menjadi negatif. Akibatnya banyak bank yang menggunakan uang nasabah dimasukkan ke institusi luar yang returnnya lebih tinggi termasuk perdagangan komoditas yang untungnya jauh lebih besar. Sehingga BI memberi aturan tegas bagi bank2 di Indonesi agar uang tidak lari keluar guna menjaga likuiditas dalam negeri. Sifatnya adalah membatasi ruang gerak dan peningkatan permodalan. Pemerintah memberikan aturan bahwa seluruh saldo bank2 swasta harus dipindahkan ke rekening bank2 pemerintah. Untuk itu pemerintah mengharuskan bank-bank swasta menambah jumlah modal sebesar 25 JUTA rupiah.
Namun HIPERINFLASI tetap tidak dapat dihindari akibat MONEY CREATION yang terus menerus, sehingga pada tanggal 13 Desember 1965 pemerintah melakukan pemotongan nilai uang dari 1000 rupiah menjadi 1 rupiah. Kebijakan ini memberikan pukulan besar bagi perbankan nasional, terutama yang telah menyetor modal tambahan karena tergerus drastis dalam sekejab. Para nasabah perbankan juga gigit jari akibat nilai dana simpanannya juga menciut 1/1000. Segala usaha pemotongan nilai uang ini ternyata tidak berhasil meredam inflasi, dan harga tetap naik membumbung tinggi maka terjadilah HIPERINFLASI.
Perlu diketahui bahwa gejala HIPERINFLASI ini dulu juga dimulai dengan menguatnya nilai tukar USD SEPERTI SEKARANG YANG TERJADI. Dimana USD menguat takterkendali, padahal RESESI EKONOMI terjadi di negara yang mengeluarkan uang USD tersebut. Waktu itu Indonesia amat bergantung pada IMPORT sehingga bahan-bahan baku dan barang di Indonesia meningkat tak terkendali, suku bunga bank meroket 90% guna mengurangi likuiditas yang terlalu besar beredar di masyarakat. Dunia usaha macet, banyak penganguran dimana-mana, GDP minus, banyak orang frustasi.
Ada yang mempertanyakan mengapa ekonomi terpuruk hanya karena nilai mata uang yang berubah? Itulah masalahnya karena banyak uang beredar terlalu besar akibatnya menurunkan nilai mata uang itu sendiri. Tetapi lain bagi pemilik emas, harganya masih tetap stabil, ketika rupiah terpuruk dari 1 USD menjadi 20.000 rupiah, maka harga emas akan semakin membumbung tinggi , jika melakukan jual beli didalam negeri.
Indonesia sendiri pernah mengalami inflasi yang cukup parah pada tahun 1998 yang menyebabkan krisis ekonomi berkepanjangan yang sampai sekarang belum ‘sembuh’, dan kejadian ini sangat mungkin terulang kembali dan bahkan bisa menimpa mata uang yang dianggap paling kuat saat ini (EURO/Dollar). Untuk saat ini dolar memang cukup kuat, tapi perlu diingat bahwa dolar yang beredar saat ini sudah terlalu banyak. Lebih dari 60% uang yang beredar di dunia dalam bentuk dolar sementara dolar itu sendiri tidak didukung dengan cadangan emas yang cukup. Oleh karena itu akan datang saat dimana dolar tidak memperoleh kepercayaan dari masyarakat dunia karena telah mengetahui nilai sejati dari dolar itu sendiri. Dan ini tidak hanya membuat amerika yang kolaps tetapi juga negara-negara yang menyimpan devisa dalam bentuk dolar (termasuk Indonesia) dan yang selamat justru negara yang terlepas dari jerat dolar amerika.

0 Tanggapan:

Posting Komentar

FacebooKer

Jika anda sudah memiliki account Facebook, Klik "Connect", Jika belum memiliki account Facebook, Klik "Sign Up"
Widget by: Facebook Develop by: andri Thank's to: imanlinuxer